Senin, 05 Oktober 2020

KETIKA RINDU MENYAPA ( Part 1) - by widy'ast

 

Malu..aku..malu....

Pada semut merah...Yang berbaris di dinding..Menatapku curiga..Seakan penuh tanya ..Sedang apa disini....

Yaaa....itulah sebait lagu yang  mewakili perasaanku kala itu. Pikiranku menerawang jauh mengingat 10 tahun yang lalu dikala aku masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas Negeri dikotaku. Waktu yang begitu panjang ,tapi tidak akan pernah terlupa dalam memori perjalanan hidupku. 

Pagi itu tidak seperti biasanya, ibu membangunkanku untuk sholat subuh. Tapi hari ini aku merasa lelah sekali sehingga sampai-sampai ibu yang harus membangunkanku.  Biasanya  aku duluan cepat bangun, karena sudah menjadi kebiasaanku untuk sholat malam bermunajad kepada sang Khaliq Ilahi Pencipta Alam Semesta

“Winny...bangun nak, sudah azan subuh," suara ibu lirih terdengar di telingaku. Sambil menggangguk pelan aku pun bergegas  beranjak dari tempat tidurku. Dengan lembut ibu menatapku  penuh tanda tanya. Perasaanku mengatakan, pasti ibu cemas aku kenapa.. kenapa. 

Yaaa...ibu memang seorang wanita yang amat sangat memperhatikan anak-anaknya. “Winny, ...hari ini kamu ada ulangan nak...,”tanya ibu sambil menamaniku sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. “Yaa bu..Pak Hardy..tiba-tiba kemaren memberitahu kalau hari ini ada ulangan Matematika. Mana Winny belum begitu paham sekali materi ini...bu,” jawabku sambil meneruskan sarapan pagiku. Nasi goreng buatan  ibu yang terkenal lezat ini betul-betul aku nikmati. 

Tiba-tiba ibu beranjak berdiri, sambil mengelus lembut kepalaku, ibu berkata,” Winny, jangan lupa berdoa ya sebelum mengerjakan ulangannya nanti, inshaaallah..Allah akan menuntunmu..nak, Ibu yakin kamu pasti bisa..Ibu akan selalu berdoa untuk anak ibu yang manis ini.

 Sambil kucium punggung tangan ibu,” bu...terimakasih selalu doain Winny, Winny pamit mau berangkat ke sekolah. Ibu tersenyum, sambil mengantarkanku ke depan sampai tak terlihat lagi aku sudah membawa laju sepeda motorku. Satu-satunya peninggalan Ayah yang hari-hari selalu setia  menemaniku kemanapun aku pergi.

 “Hai Win,....sudah siapkah dengan soal-soal Pak Hardy...,tiba-tiba Indah sahabatku sudah berdiri di samping sambil memeluk pundakku.”Inshaallah ..In,” jawabku pelan sambil betulin letak jilbabku yang sedikit kurang rapi. “Kamu sendiri bagaimana,” tanyaku. ”Aku....,” Jawab Indah sambil menujuk dadanya..kan ada Winny Diasty si pintar dan manis ini,” jawabnya senyum-senyum sambil mecolek pipiku. 

“Assalamu’alaikum....bu Winny.Tiba-tiba terdengar suara Pak Parto, yang mengejutkanku sambil membawa beberapa berkas yang harus aku tanda tangani. Dengan menghela napas panjang, aku merasakan ada sesuatu yang hilang dan begitu rindu dengan sosok Indah, sahabatku sejak SD sampai SMA."Dimana..dia sekarang ya..bagaimana keadaannya sekarang ya...,”pikiranku menerawang jauh mengingat kejadiaan yang membawa pikiranku mengenang 10 tahun yang silam.

”Maaf..Bu Winny, apa hari ini mau pesan lagi untuk makan siang, 15 menit lagi sudah waktu istirahat..,” lagi-lagi Pak Parto membuyarkan lamunanku.” Boleh Pak.., hari ini saya pingin makan Nasi Padang,”Jawabku sambil kusodorkan uang lima puluh ribuan kepada Pak Parto.” Satu bungkus..lagi untuk Pak Parto,” Pintaku.”Maaf..bu,saya sudah bawa bekal, terima kasih banyak lain waktu saja bu,” jawabnya  dengan santun sambil beranjak pergi.

“Win...lumayan juga ya..soal Pak Hardy tadi, sebetulnya tadi aku mau minta jawabanmu..tapi mata Pak Hardy hampir ada di penjuru kelas, ngeri juga lihatnya,”sungut Indah sedikit kesal dan cemberut. “Oh..ya tadi kamu ada yang nanyain loh, tu Si Syam sepertinya ada yang mau diomongin deh sama kamu,kubilang kalau kamu lagi di kelas mengerjakan tugas Bu Ratna yang mau dikumpul,” sahut Indah. Hati-hati...loh Win, sepertinya dia suka deh sama kamu,”celoteh Indah.”Ah...kamu ada-ada saja,”jawabku singkat.  

Yaa....baru kuingat , Si Syam..nama panjangnya Syamsudiansyah. Anaknya baik, kalau gak salah dia kelas 3 IPA1. Kami memang tidak satu kelas. Tapi karena kami sama-sama suka pada bidang Sains, jadi sering jumpa ketika ada kegiatan lomba-lomba Sains Tingkat SMA. Lagi-lagi pikiranku menerawang mengingat Indah..Syam...oh, dimana mereka sekarang ya...ingin sekali jumpa, tapi tidak tahu cari kemana. Lagi-lagi perasaan rindu..rasa kangen hadir di relung hatiku yang paling dalam. Ya..Allah mudah-mudahan Engkau pertemukan aku dengan sahabat-sahabatku ini,” gumamku lirih serasa berdoa.

Hari ini tidak begitu banyak relasi yang ingin jumpa denganku. Sehingga aku bisa menyelesaikan tugas-tugas kantor yang tertunda, termasuk menyelesaikan beberapa berkas lagi yang akan aku bawa pada saaat pertemuan dengan relasi baru perusahaan kami hari Senin depan. “Uufff...tinggal 3 hari lagi rupanya, berarti hari ini harus ekstra lembur nanti malam di rumah..,” gumamku sambil mataku terus menatap layar laptop dan jari-jariku bermain diatas keybord. 

Tiba-tiba telephon genggamku bunyi.”Winny, bisa keruang Bapak sebentar,” pinta Pak Harris, bos tempat aku bekerja. Dengan tenang dan sambil mendengarkan apa yang disampaikan Pak Harris dan sekali-kali aku catat tidak sampai 30 menit aku sudah keluar lagi dari ruangan Pak Harris.

Masih terngiang-ngiang dengan jelas di telingaku,apa yang dikatakan Pak Harris,” Winny..hari Senin depan kita akan jumpa dengan Pak In, ada berkas tambahan yang harus kamu selesaikan untuk ikatan kontrak dengan perusahaan kita. Pak In orangnya cukup profesional dan hebat jadi saya berharap kita bisa menjadi rekanan bisnis dengan beliau.” Ya..Pak In namanya seperti yang dibilang Pak Harris, orangnya profesional, komitmen, disiplin waktu dan hebat.

“Winny...ada kegiatan Olympiade Fisika tanggal 15 besok kamu ikut kan,”suara Si syam mengusikku ketika kami berjumpa di perpustakaan siang ini. Dia persis duduk di depanku sambil serius menunggu jawabanku. Serasa tersenyum aku mengganggu pelan sambil terus melanjutkan buku bacaanku.Entah dimana Indah...aku cari-cari.” Heran deh..ni anak kemana sich,” gumamku lirih berharap jangan didengar si Syam yang juga sedang asyik dengan buku bacaannya. 

Sempat kulirik Si Syam, benar seperti yang di bilang Indah. Si Syam orangnya keren dan menarik. Tapi entah kenapa ya, saya merasakan hal yang biasa saja, meskipun Indah bilang kalau Si Syam ini sepertinya ada hati terhadapku.

”Iihh ..malu ah, Winny ni kepedean kali deh..siapa tahu Si Syam hanya ingin berteman saja tanpa ada unsur lain.” Eengg...syam, kamu setelah siap SMA mau melanjutkan ke mana,”tanyaku dengan hati-hati sambil membuka pembicaraan karena sudah hampir 30 menit asyik sendiri dengan  buku bacaan masing-masing. Mendengar pertanyaanku, Si Syam menatapku tanpa kedip sambil berkata,”Winny..aku belum tahu, kamu sendiri,” Si Syam balik bertanya. Dan akupun hanya menggelengkan kepala sambil berkata ,” Belum terpikir juga, yang jelas inshaallah aku akan ikut test di perguruan tinggi..tp belum tahu mau pilih jurusan apa.”

“Kak Winny...sudah siap ni makan malamnya, ibu sudah nunggu di meja makan tu..,”  kata Dita adikku. Lagi-lagi buyar semua lamunanku, memikirkan Indah dan Si Syam. Memang sudah 2 hari ini , aku jadi sering mengingat mereka. Pikiranku terbawa ke masa lalu, masa SMA, detik-detik di penghujung masa study kami, karena kami memang sudah duduk di kelas 3. Buatku ini adalah hal lumrah. Yang kuingat kala itu memang kami masing-masing sibuk sendiri untuk persiapan tes Perguruan Tinggi.

 Yang kuingat Indah pindah ke kota lain selepas acara perpisahan kami dan Si Syam dapat beasiswa melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Negeri yang cukup bonafit. Untuk pastinya aku sendiri tidak tahu, dimana dia kuliah. Sejak itu kami memang benar-benar terpisah untuk melanjutkan studi kami masing-masing. Hanya aku yang masih bertahan di kota tempat kelahiranku setelah selesai lulus meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi.

Memang aneh, itulah kehidupan aku suka sains, tapi di akhir studiku malah aku diterima di jurusan sosial disalah satu Perguruna Tinggi ternama di Kotaku. Dan saat ini aku sedang melanjutkan study S2 untuk menambah wawasan ilmuku di salah satu Perguruan Tinggia ternama di kotaku juga. Alhamdullilah aku bisa melanjutkan study S2 dengan mendapatkan beasiswa tanpa membebani keluargaku. Bekerja sambil kuliah, ya itulah aktivitasku saat ini. Seolah tidak ada waktu luang untuk bersantai. Semuanay kuisi dengan segala aktivitasku.

Jam berdentang menunjukkan pukul 09.00Wib. Sudah hampir 30 menit kami sampai di perusahaan Citra Buana Angkasa. Lumayan besar perusahaannya dan tatanan perusahaannyapun juga nyaman dan asri, sehingga kami tidak begitu terasa capai menunggu. Yaa..maklum Pak In cukup banyak relasinya, sehingga kami harus bersabar.” Yok Winny.. kita masuk, sudah dipersilahkan sama sekretaris pak In..,” kata Pak harris membuyarkan lamunanku. Sebuah ruangan yang tidak kalah nyaman dengan yang ada di ruang tunggu di luar tadi, bersih, rapi dan asri. Kami duduk di kursi sofa yang ada di rungan sambil menunggu Pak In.

 Tidak kurang dari 1 jam pertemuan diantara kami selesai. Ada sesuatu yang berkecamuk dalam pikiranku sejak aku dan Pak Harris meninggalkan kantor pak In. Tapi, entah apa itu, aku sendiri bingung mengartikannya semua.  Dilihat dari perjumpaan antara Pak Harris dan Pak In, terkesan mereka sangat akrab dan bersahabat, meskipun kalau dilihat dari sisi umur Pak In lebih pantas sebagai anak Pak Harris. Masih muda dan berkarir sangat cemerlang itu komentar Pak Harris. Aku sendiri banyak diam meskipun suasana pertemuan itu tidaklah terkesan kaku bahkan jauh terlihat begitu akrab dan familiar. Kesan pertama yang kutangkap, seperti yang Pak Harris bilang..muda..energik..karir cemerlang..santun baik dalam tutur kata maupun tindakan. 

“Winny...hai..kog melamun sih ,” cukup keras suara Bu Ratna di telingaku serasa menempuk pundakku yang membuatku terkejut.”Ya..ampun sudah jam lima lewat 15 menit rupannya. ” Oh..maaf bu Ratna, saya tidak sadar, sudah sepi ya buk ya..kantor,” tanyaku tersipu malu. Bu Ratna ini pegawai senior yang sangat perhatian sekali sama aku.Sudah mengganggapku seperti anak sendiri.” Winny..Winny..kasihan tuu Pak Kasim dari tadi mau tutup pintu kantor gak jadi -jadi karena dilihatnya kamu masih di ruangan, dipikirnya kamu lembur hari ini...,” kata Bu Ratna. “Aduh..kasihan Pak Kasim...ayolah buk..kita pulang,” ajakku sambil mengapit lengan Bu Ratna dengan manja.

Jaam berdentang dikamarku menunjukkan pukul 23.00 wib..entah kenapa mata ini susah sekali dipejamkan. Kembali pikiranku menerawang, sosok wajah Indah dan Syam..kembali bergantian hadir di pelupuk mataku. Yaa..Allah, dulu begitu dekatnya persahabatan kami, ada suka, duka, marahan, ngambek, malu, semuanya. Kami jalan bersama, ngobrol, dan berdiskusi dan masih banyak lagi. Aku begitu rindu sama mereka, ingin cerita banyak, berbagi seperti dulu. Semuanya serasa hilang ditelan bumi.Kabar terakhir tentang merekapun aku belum tahu. Tidak ada kontak yang bisa aku hubungi.

“Win...kalau nanti kamu sudah sukses, jangan lupakan aku ya dan satu lagi tetaplah istiqomah dengan busana yang kamu pakai sekarang. Yang mencerminkan seorang muslimah yang anggun, manis dan berbudi, aku suka melihanya,” kata-kata Syam waktu itu terngiang-ngiang jelas di telingaku. 

Dengan senyumannya yang khas akupun balas dengan senyuman dan anggukan kepala sambil kukatakan,”Inshaallah..mudah-mudahan kita semua..sahabat-sahabatku yang baik-baik ini akan jadi orang sukses semuannya.” Yaa..itulah pertemuan terakhir ketika kami sama-sama jumpa di sekolah mau  mengambil ijazah kami."Senyuman itu...sepertinya aku kenal dan tidak asing. Tiba-tiba aku teringat Pak In. Ya..senyuman Pak In sama persis dengan senyuman si Syam. Tapi mana mungkin, di dunia ini yang sama kan banyak, jangankan hanya sebuah senyuman, wajah saja banyak yang sama persis meskipun tidak kembar.

“Pagi..Bu Winny, maaf bu tadi ada titipan surat dan sekuntum bunga, ada yang mengirimnya sudah saya letakkan di atas meja ibu..,”kata Pak Kasim dipintu masuk tadi.”Oh iya..terima kasih ya pak..”jawabku.Surat, bunga, tumben dari siapa ya..tidak pernah aku dapat kiriman. Mataku menatap sepucuk surat dan bunga diatas meja kerjaku. Cantik sekali bunganya senang aku melihatnya.”Winny Diasty..selamat pagi, selamat menjalankan aktivitas hari ini semoga sehat selalu. Begitu bunyi isi suratnya.. tanpa nama pengirim atau identitas lainnya.

Hari ini banyak yang aku kerjakan sampai-sampai aku lupa akan surat dan bunga yang aku terima pagi tadi. Tiba-tiba bunyi dering ponselku, dan kudengar suara seorang perempuan,” Selamat pagi Bu Winny..perkenalkan saya Saritadewi, ada amanah dari Pak Harris yang harus saya sampaikan ini berkenaan dengan proyek kerjasama dengan perusahaan kami PT.Bahari Jaya. 

Kalau boleh saya tawarkan hari ini kita jumpaan saja sambil makan siang di Restoran Citra depan hotel Rinjani, bisa bu..?” Tanpa basa-basi akupun mengiyakan apalagi ini adalah amanah dari Pak Harris bosku. Jam 12.00 wib tepat aku sudah membawa mobilku ke arah Restoran Citra samping Hotel Rinjani. Baru dua langkah masuk ke dalam restoran, tiba-tiba seorang wanita  mendatangiku sambil mengulurkan tangan kanannya. Seorang wanita dengan berpenampilan yang elegan dan cantik.

” Apa kabar Bu Winny Diasty,”  sapa wanita itu serasa tersenyum dan berjabat tangan. Dengan terbata-bata serasa membalas senyuman dan jabatan tangannya aku berkata,” dengan Bu Saritadewi?”. Iya saya Indah Hapsari Saritadewi..., apa kabar Win..sudah lama kita tidak berjumpa ya, sudah hampir 10 tahun lebih bagaimana keadaanmu sekarang ? ”.

Mendengar ucapannya tak terasa keluar air mataku sambil kupeluk erat tubuhnya,” aku baik Indah..ini kamu rupanya aku tidak pernah tahu nama panjangmu, bagaimana keadaanmu, kamu berhasil dan cantik.” Win..kamu juga berhasil..dan cantik..dan aku senang kamu tidak pernah menanggalkan pakaianmu, tetap sosok wanita muslimah yang berpenampilan modis meskipun dengan balutan hijab.” 

Tak terasa kami lama berpelukan begitu erat, melepas rindu, melepas kangen,”Yaa Rob..alhamdullillah engkau pertemukan aku kembali dengan sahabatku dengan caraMu..engkau kabulkan doa-doaku selama ini,”bisik hatiku serasa berderai air mataku, air mata kebahagiaan kami berdua. Tetapi dibalik semua kejadian hari ini, tanpa kami sadari, ternyata ada sepasang bola mata yang sudah lama memperhatikan kami sejak dari tadi. Yaa,Kerinduan yang kunantikan, sekarang sudah terjawabkan.

Selesai

JALAN YANG BERBEDA - by widy'ast

 



Diusiaku kala itu, seperti teman-teman sebayaku aku tumbuh sebagai remaja putri yang punya banyak kemauan.Mulai dari cita-cita, masa depan, teman-teman  sampai pasangan hidupku kelak. Aku terlahir sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara. Keluargaku bukanlah  tergolong keluarga kaya tapi tidak juga kekurangan. Kami hidup cukup sederhana tanpa  neko-neko. 

Ibuku sosok wanita yang khebat dimataku, keras kemauannya terutama dalam hal pendidikan anak-anaknya. Meskipun ibuku hanya tamat SMP, tapi cara pandang dan pemikirannya untuk memajukan anak-anaknya adalah luar biasa.Beliau sosok wanita yang tegar, keras, kemauannya kuat, tidak pantang menyerah.Dan, sifat yang sangat aku kagumi dan terkandang aku sendiri bingung adalah sifat sabarnya. Sabar dalam segala hal, dan inilah yang mungkin membuat diriku lebih kasih terhadap ibuku dibanding ayahku.

Aku tergolong anak yang pendiam.Tidak begitu suka konkow-konkow seperti anak remaja kebanyakan.Bagiku waktu itu sangatlah berharga. Hari-hariku isi hanya dirumah dan kampus. Saya sadar saya tidak cukup banyak uang,kalau harus makan-makan diluar maupun jalan-jalan dimall . Bagiku menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan pemborosan. 

 Ibuku sangatlah pandai memasak dan membuat makanan. Sedap! itulah yang kurasakan ketika aku menikmati masakan ibu. Karena kepiawaian ibu dalam hal memasak inilah, akhirnya ibuku memutuskan untuk menjual makanan siap saji.Lagian beliau juga berpikir, itu semua bisa untuk menambah biaya hidup kami. Kakakku kuliah semester 2, aku sendiri baru masuk semester 1 sedangkan si bungsu SMK. Sudah bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang harus ditanggung ibuku. Tapi itulah ibuku, tidak pernah mengeluh  selalu tersenyum disela-sela kelelahan yang nampak diraut wajahnya.

Tanpa terasa sudah tahun ke dua kuliah . Alhamdullilah, kakak sulungku sudah wisuda karena memang hanya pendidikan D3 Teknik. Bisa kulihat wajah bahagia dan bangga ibuku karena sudah menyelesaikan tangung jawabnya sebagai orang tua atas pendidikan dan masa depan anak-anaknya.  Dan tidak berapa lama berselang selepas wisuda kurang lebih 2 bulan mengganggur, kakakku sudah dapat panggilan kerja di salah satu perusahaan besar.

 Tapi, lagi-lagi ibuku sedih tapi bercampur bahagia. Bersedih karena harus berpisah , perusahaan besar di Padang sudah menunnggu tenaganya. Bahagia, artinya kakakku sudah mendapat penghasilan sendiri, bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Sebelumnya ibuku sadar, bahwa tidak banyak dan tidak terlalu sering beliau memberi uang lebih,karena memang tidak ada uang lebih untuk diberi.

Hari berganti hari,bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun semuanya berubah seiring dengan semakin bertambahnya umurku dan tak terasa sudah menginjak tahun terakhir pendidikan kuliahku .Ya..Allah , rasanya aku ingin aku cepat-cepat menyelesaikan kuliah.aku ingin terus bekerja dan membantu ibuku. Aku termasuk paling malas bergabung dengan teman-teman kuliah hanya sekedar berhappy-happy ria di senggang waktu kuliahku. 

Hari-hariku aku isi dengan kuliah yang full dari pagi sampai sore. Memang aku sengaja mengisi KRS ku dengan 24 SKS dan kebetulan juga IPK ku selalu 3 keatas setiap semester. Alhamdullilah, semua ini tidak terlepas dari doa orang tuaku khususnya ibuku yang selalu bekerja keras hanya ingin anak-anaknya menjadi orang yang ada masa depan.

Bulan Oktober , tepatnya tanggal 10 tahun 1996, adalah hari yang sangat penting buatku. Dihadapan 4 dosen pengujiku, alhamdullillah aku mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Bahagia sekali rasanya saat itu, ternyata tidak sia-sia perjuanganku selama ini. Waktu luangku yang hanya kuisi dengan sibuk kuliah sudah nampak hasilnya sekarang,aku lulus dengan cum laude dengan nilai IPK 3, 78 untuk jurusan akuntansi.

Ibuuu......,aku panggil ibuku setengah berlari. Ibuku yang didapur tergopoh-gopoh menghampiriku. Tak terasa keluar air mata ibuku. Aku bilang, ibu harus hadir dalam acara Yudisiumku, akan ada penghargaan dari Fakultas yang akan aku terima dan orang tua harus hadir.

Ya..Allah, alhamdullillah. Puji syukur aku panjatkan kepadamu..lagi-lagi Engkau memberiku Rahmad dan Berkah. Dan kali itu Engkau berikan nikmatMu kapadaku. Salah satu Bank Swasta di kotaku telah memanggilku untuk mengikuti tes. 10 orang karyawan dibutuhkan. Ya..Allah,cita-citaku yang kuidam-idamkan sejak duduk di bangku SMA sudah di depan mata. Ya..Allah, permudahkan langkahku dalam mengikuti tes-tes yang akan aku laluinanti.Amin.

Ada sekitar 5 tahapan tes yang harus aku lalui, mulai dari tes kesehatan, psikotest, skill/kompetensi, keahlian sesuai jurusan sampai tes wawancara. Tes demi tes aku lalui dengan tenang. Aku memang sudah mempersiapkan semuanya secara fisik dan mental. Alhamdulliah,aku sampai juga pada tes terakhir wawancara. Aku sempat juga galau karena beberapa kawan-kawan sudah banyak yang berguguran. Dan sekarang hanya tingga 15 orang lagi dari 150 pelamar.

Berdebar-debar hatiku, menunggu giliranku dipanggil. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan ditanya padaku nanti..? Dari yang aku lihat ekspresi wajah  kawan-kawanku yang sudah selesai di wawancara, rata-rata wajahnya biasa saja. Aku berharap semoga semua dilancarkan. Akhirnya selesai juga. Alhamdullilah aku mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kini aku tinggal menunggu waktu pengumuman tiba.

Lagi-lagi, aku merasakan hari yang sangat istimewa bagiku. Ya Allah..segala Puji bagiMu ..Alhmadullilah, aku lolos menjadi salah satu karyawan Bank Swasta dikotaku. Ibuku...lagi-lagi kupeluk ibuku, untuk memberi kabar yang paling membahagiakan dalam hidupku.

Aku di tempatkan sebagai staff accounting, sesuai jurusanku. Awal pertama, aku langsung diberangkatkan ke Jakarta untuk magang dikantor pusatnya. Antara bahagia dan was-was karena jujur baru kali ini aku meninggalkan kotaku Surabaya. Artinya aku harus terpisah sementara dengan orang tuaku..terkhusus ibuku.

Pesan ibu, pekerjaan ini adalah amanah yang harus aku pikul dan laksanakan dengan bertanggung jawab.Allah SWT telah memberi rejeki..telah memberi masa depan..dan tidak semua orang bisa mendapatkannya. Kata-kata ibuku, aku selalu ingat. Aku harus bisa membawa diri dimanapun aku berada dan tetap menjaga kesantunan baik kata maupun tindakan, karena itu adalah modal bergaul.

Tak terasa sudah hampir setengah tahun aku di Jakarta.Aku mearasa semakin dewasa. Dan banyak sekali pengalaman yang bisa aku petik. Mulai dari ilmu accounting perbankan yang notebene aplikasinya.  berbeda dengan teori yang aku dapat di bangku kuliah.Ilmu manajemen sampai pergaulan sesama rekan kerja. Jujur semuanya itu merupakan hal baru buatku.

Genap setengah tahun sudah aku tinggalkan Surabaya untuk meraih mimpi ke Jakarta. Sudah waktunya aku harus balik Surabaya kembali pada instansiku untuk mengabdikan ilmu dan tenagaku. Alhamdullilah, hampir 5 tahun lebih aku sudah mencurahkan waktu dan tenagaku menjadi karyawati sebuah Bank swasta dikotaku.

Tak terasa umurku mulai menginjak angka 25 tahun. Usia yang mampan untuk berumah tangga. Sesuai planning yang aku buat sendiri, kuliah.. kerja..lalu menikah. Jodoh, siapa jodohku..? Langkah, rejeki, jodoh, dan maut, .semua adalah kehendak Allah SWT. Semuanya adalah janji Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya berusaha, berdoa dan tawakal. Sisanya adalah urusan Allah SWT.

Jodohku datang, seorang pemuda lajang dari negeri nun jauh di sana. Aceh..,ya negeri Nanggroe Darussalam. Sebuah negeri paling ujung pulau Sumatera. Hampir tidak pernah terbayangkan dalam hidupku kalau jodohku begitu dari negeri yang jauh. Aku yakin, apapun itu, siapapun itu..itulah pemberian Allah SWT. Allah SWT tidak pernah salah untuk hambanya. Itulah yang terbaik bagiku. Ya...Dialah suamiku, seorang dosen  salah satu Universitas Negeri di Aceh.

Antara bahagia dan sedih, akhirnya tibalah waktunya aku harus berpisah dengan seluruh keluargaku..terutama ibuku.Tahun 2004 aku harus meninggalkan semua kenangan manis, perjuanganku mendapatkan pekerjaan, rekan-rekan kerjaku, sahabat-sahabatku dan semua sanak saudara di kotaku tercinta Surabaya.  Semuanya itu begitu berat, dan yang paling berat adalah pekerjaanku..cita-citaku sejak dulu untuk bisa bekerja di Bank terpaksa harus aku tinggalkan.Itu artinya apa ?  Aku akan mulai dari nol di negeri yang jauh. Apa aku bisa ? Doa itu yang tidak terlepas dariku..semoga Allah SWT menggantikan semuanya lebih indah lagi.Amin.

Di Negeri Aceh semuanya kumulai dari nol.Hampir satu tahun aku menganggur di negri Aceh sejak aku tinggalkan pekerjaanku di Surabaya. Mau coba di Bank suamiku melarang. Apapun alasannya larangan itu tetap berlaku. Suamiku berharap aku mau merubah profesi, dia ingin aku menjadi pendidik alias seorang guru. Profesi yang kurang aku suka,apa aku harus mencoba ? Apakah aku harus membantah suamiku? Menurut pertimbangan suamiku, di negeri Aceh menjadi guru peluangnya sangat besar,dan akan ada penerimaan besar-besran untuk PNS guru. Suamiku seorang Dosen dan diabanyak tahu untuk informasi semacamini. Mungkin ini petunjuk lain dari Allah SWT,yang tidak aku tahu. Dan aku harus mencoba.

Aku lulusan sarjana S1 jurusan Ekonomi Akuntansi. Bukan lulusan FKIP. Saran suamiku aku harus kuliah lagi menempuh Akta IV untuk mengambil SIM menjadi guru.Negeri Aceh tepatnya Desember 2004 mengalami musibah tsunami, 6 bulan setelah aku beserta keluargaku menginjakkan kaki di negeri itu . Waktu itu buah hatiku sudah 2 orang, yang sulung 3 tahun dan adiknya 1 tahun.

Kuliah Akta IV kutempuh dalam waktu 1 tahun, dengan pre biaya kuliah. Umurnya menginjak 35 tahun ketika Akta IV selesai kutempuh, dan lagi-lagi aku lulus dengan IPK 3,89 Cum laude. Alhamdullillah. Tepatnya Oktober 2005 aku yudisium Akta IV. Dan kebetulan bulan November 2005 adalah penerimaan PNS. Masa jatah terakhir untuk umurku 35 tahun. Artinya kalau tidak lewat berarti habis sudah kesempatanku untuk menjadi PNS. 

Kesempatan itu tentu saja tidak aku lewatkan begitu saja. Aku persiapan semua kelengkapan administrasinya.Ya..Allah ,semoga ini adalah jawaban dari doa-doaku, apakah ini juga hadiah terindah buatku. Cita-citaku sudah kucapai meskipun hanya kurasakan lebih kurang 5 tahun. Sedangkan masa depanku yang lain adalah profesi yang tidak aku suka, tidak aku minati.

Apapun itu,aku yakin Allah pasti memberi yang terbaik buatku. Berat sungguh berat, 3 hari aku siap melahirkan anak yang no 3 aku harus ujian PNS.Sungguh lagi-lagi sebuah perjuangan yang luar biasa buatku sambil menahan sakit lepas melahirkan aku harus ikut ujian PNS sesuai jadwal yang sudah ditentukan secara serentak. Kala itu aku mengambil formasi untuk pilihan guru tingkat SMA. Akhirnya ujian PNS sudah aku lewati, tinggal menunggu detik-detik pengumuman yaitu bulan Februari 2006.

Alhamdullillah..Ya...Allah, akhirnya semuanya terbukti,  antara mimpi dan kenyataan...aku lolos PNS,dan satu-satunya yang lewat untuk jurusan akuntansi SMA untuk Banda Aceh.Sah..!!! aku diangkat PNS tepatnya Juli 2006.  Ibu..Ibu berkat doamu juga.!! Sebuah cita-cita yang tidak pernah terlintas dalam benakku justru Allah SWT mendekatkanku.Artinya apa..? seperti yang pernah ibuku pesan, apapun itu kalau Allah SWT sudah memberi syukuri. Amanah yang sudah diembankan padaku, harus aku laksanakan semuanya dengan penuh tanggung jawab, karena semuanya itu adalah titipan yang harus dijaga.

Sudah hampir 12 tahun profesi guru aku emban, sebuah cita-cita yang sama sekali tidak terpikir olehku dan tidak aku minati.Tapi, lagi-lagi Allah SWT begitu sayang kepadaku.Aku sekarang begitu menikmati dan bahagia bisa berbaur dengan anak-anak,siswa-siswaku. Kalau sebelumnya benda mati aku hadapi sekarang aku berhadapan dengan anak-anak bangsa mutiara-mutiara negeri,yang harus aku didik...aku ajarin dengan ilmu yang ada pada diriku.

Aku merasa bertanggung jawab untuk atas masa depannya. Berbagai polah dan tingkah laku anak-anak didikku yang harus aku hadapi. Tak kenal maka tak sayang..mungkin pepatah ini cocok ditujukan pada diriku. Begitu aku menjalni profesi ini sekarang aku merasa sayang untuk meningglkannya. Alhamdullillah atas. semua karuniaMu ..dan semoga aku selalu bisa menjaga amanahmu untuk mendidik anak-anak negeri. Doa yang tidak henti-hentinya aku panjatkan. .

                                                              selesai

 

 

 

 

 

 

 

KETIKA RINDU MENYAPA ( Part 1) - by widy'ast

  Malu..aku..malu.... Pada semut merah...Yang berbaris di dinding..Menatapku curiga..Seakan penuh tanya ..Sedang apa disini.... Yaaa....it...