Senin, 05 Oktober 2020

JALAN YANG BERBEDA - by widy'ast

 



Diusiaku kala itu, seperti teman-teman sebayaku aku tumbuh sebagai remaja putri yang punya banyak kemauan.Mulai dari cita-cita, masa depan, teman-teman  sampai pasangan hidupku kelak. Aku terlahir sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara. Keluargaku bukanlah  tergolong keluarga kaya tapi tidak juga kekurangan. Kami hidup cukup sederhana tanpa  neko-neko. 

Ibuku sosok wanita yang khebat dimataku, keras kemauannya terutama dalam hal pendidikan anak-anaknya. Meskipun ibuku hanya tamat SMP, tapi cara pandang dan pemikirannya untuk memajukan anak-anaknya adalah luar biasa.Beliau sosok wanita yang tegar, keras, kemauannya kuat, tidak pantang menyerah.Dan, sifat yang sangat aku kagumi dan terkandang aku sendiri bingung adalah sifat sabarnya. Sabar dalam segala hal, dan inilah yang mungkin membuat diriku lebih kasih terhadap ibuku dibanding ayahku.

Aku tergolong anak yang pendiam.Tidak begitu suka konkow-konkow seperti anak remaja kebanyakan.Bagiku waktu itu sangatlah berharga. Hari-hariku isi hanya dirumah dan kampus. Saya sadar saya tidak cukup banyak uang,kalau harus makan-makan diluar maupun jalan-jalan dimall . Bagiku menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan pemborosan. 

 Ibuku sangatlah pandai memasak dan membuat makanan. Sedap! itulah yang kurasakan ketika aku menikmati masakan ibu. Karena kepiawaian ibu dalam hal memasak inilah, akhirnya ibuku memutuskan untuk menjual makanan siap saji.Lagian beliau juga berpikir, itu semua bisa untuk menambah biaya hidup kami. Kakakku kuliah semester 2, aku sendiri baru masuk semester 1 sedangkan si bungsu SMK. Sudah bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang harus ditanggung ibuku. Tapi itulah ibuku, tidak pernah mengeluh  selalu tersenyum disela-sela kelelahan yang nampak diraut wajahnya.

Tanpa terasa sudah tahun ke dua kuliah . Alhamdullilah, kakak sulungku sudah wisuda karena memang hanya pendidikan D3 Teknik. Bisa kulihat wajah bahagia dan bangga ibuku karena sudah menyelesaikan tangung jawabnya sebagai orang tua atas pendidikan dan masa depan anak-anaknya.  Dan tidak berapa lama berselang selepas wisuda kurang lebih 2 bulan mengganggur, kakakku sudah dapat panggilan kerja di salah satu perusahaan besar.

 Tapi, lagi-lagi ibuku sedih tapi bercampur bahagia. Bersedih karena harus berpisah , perusahaan besar di Padang sudah menunnggu tenaganya. Bahagia, artinya kakakku sudah mendapat penghasilan sendiri, bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Sebelumnya ibuku sadar, bahwa tidak banyak dan tidak terlalu sering beliau memberi uang lebih,karena memang tidak ada uang lebih untuk diberi.

Hari berganti hari,bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun semuanya berubah seiring dengan semakin bertambahnya umurku dan tak terasa sudah menginjak tahun terakhir pendidikan kuliahku .Ya..Allah , rasanya aku ingin aku cepat-cepat menyelesaikan kuliah.aku ingin terus bekerja dan membantu ibuku. Aku termasuk paling malas bergabung dengan teman-teman kuliah hanya sekedar berhappy-happy ria di senggang waktu kuliahku. 

Hari-hariku aku isi dengan kuliah yang full dari pagi sampai sore. Memang aku sengaja mengisi KRS ku dengan 24 SKS dan kebetulan juga IPK ku selalu 3 keatas setiap semester. Alhamdullilah, semua ini tidak terlepas dari doa orang tuaku khususnya ibuku yang selalu bekerja keras hanya ingin anak-anaknya menjadi orang yang ada masa depan.

Bulan Oktober , tepatnya tanggal 10 tahun 1996, adalah hari yang sangat penting buatku. Dihadapan 4 dosen pengujiku, alhamdullillah aku mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Bahagia sekali rasanya saat itu, ternyata tidak sia-sia perjuanganku selama ini. Waktu luangku yang hanya kuisi dengan sibuk kuliah sudah nampak hasilnya sekarang,aku lulus dengan cum laude dengan nilai IPK 3, 78 untuk jurusan akuntansi.

Ibuuu......,aku panggil ibuku setengah berlari. Ibuku yang didapur tergopoh-gopoh menghampiriku. Tak terasa keluar air mata ibuku. Aku bilang, ibu harus hadir dalam acara Yudisiumku, akan ada penghargaan dari Fakultas yang akan aku terima dan orang tua harus hadir.

Ya..Allah, alhamdullillah. Puji syukur aku panjatkan kepadamu..lagi-lagi Engkau memberiku Rahmad dan Berkah. Dan kali itu Engkau berikan nikmatMu kapadaku. Salah satu Bank Swasta di kotaku telah memanggilku untuk mengikuti tes. 10 orang karyawan dibutuhkan. Ya..Allah,cita-citaku yang kuidam-idamkan sejak duduk di bangku SMA sudah di depan mata. Ya..Allah, permudahkan langkahku dalam mengikuti tes-tes yang akan aku laluinanti.Amin.

Ada sekitar 5 tahapan tes yang harus aku lalui, mulai dari tes kesehatan, psikotest, skill/kompetensi, keahlian sesuai jurusan sampai tes wawancara. Tes demi tes aku lalui dengan tenang. Aku memang sudah mempersiapkan semuanya secara fisik dan mental. Alhamdulliah,aku sampai juga pada tes terakhir wawancara. Aku sempat juga galau karena beberapa kawan-kawan sudah banyak yang berguguran. Dan sekarang hanya tingga 15 orang lagi dari 150 pelamar.

Berdebar-debar hatiku, menunggu giliranku dipanggil. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan ditanya padaku nanti..? Dari yang aku lihat ekspresi wajah  kawan-kawanku yang sudah selesai di wawancara, rata-rata wajahnya biasa saja. Aku berharap semoga semua dilancarkan. Akhirnya selesai juga. Alhamdullilah aku mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kini aku tinggal menunggu waktu pengumuman tiba.

Lagi-lagi, aku merasakan hari yang sangat istimewa bagiku. Ya Allah..segala Puji bagiMu ..Alhmadullilah, aku lolos menjadi salah satu karyawan Bank Swasta dikotaku. Ibuku...lagi-lagi kupeluk ibuku, untuk memberi kabar yang paling membahagiakan dalam hidupku.

Aku di tempatkan sebagai staff accounting, sesuai jurusanku. Awal pertama, aku langsung diberangkatkan ke Jakarta untuk magang dikantor pusatnya. Antara bahagia dan was-was karena jujur baru kali ini aku meninggalkan kotaku Surabaya. Artinya aku harus terpisah sementara dengan orang tuaku..terkhusus ibuku.

Pesan ibu, pekerjaan ini adalah amanah yang harus aku pikul dan laksanakan dengan bertanggung jawab.Allah SWT telah memberi rejeki..telah memberi masa depan..dan tidak semua orang bisa mendapatkannya. Kata-kata ibuku, aku selalu ingat. Aku harus bisa membawa diri dimanapun aku berada dan tetap menjaga kesantunan baik kata maupun tindakan, karena itu adalah modal bergaul.

Tak terasa sudah hampir setengah tahun aku di Jakarta.Aku mearasa semakin dewasa. Dan banyak sekali pengalaman yang bisa aku petik. Mulai dari ilmu accounting perbankan yang notebene aplikasinya.  berbeda dengan teori yang aku dapat di bangku kuliah.Ilmu manajemen sampai pergaulan sesama rekan kerja. Jujur semuanya itu merupakan hal baru buatku.

Genap setengah tahun sudah aku tinggalkan Surabaya untuk meraih mimpi ke Jakarta. Sudah waktunya aku harus balik Surabaya kembali pada instansiku untuk mengabdikan ilmu dan tenagaku. Alhamdullilah, hampir 5 tahun lebih aku sudah mencurahkan waktu dan tenagaku menjadi karyawati sebuah Bank swasta dikotaku.

Tak terasa umurku mulai menginjak angka 25 tahun. Usia yang mampan untuk berumah tangga. Sesuai planning yang aku buat sendiri, kuliah.. kerja..lalu menikah. Jodoh, siapa jodohku..? Langkah, rejeki, jodoh, dan maut, .semua adalah kehendak Allah SWT. Semuanya adalah janji Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya berusaha, berdoa dan tawakal. Sisanya adalah urusan Allah SWT.

Jodohku datang, seorang pemuda lajang dari negeri nun jauh di sana. Aceh..,ya negeri Nanggroe Darussalam. Sebuah negeri paling ujung pulau Sumatera. Hampir tidak pernah terbayangkan dalam hidupku kalau jodohku begitu dari negeri yang jauh. Aku yakin, apapun itu, siapapun itu..itulah pemberian Allah SWT. Allah SWT tidak pernah salah untuk hambanya. Itulah yang terbaik bagiku. Ya...Dialah suamiku, seorang dosen  salah satu Universitas Negeri di Aceh.

Antara bahagia dan sedih, akhirnya tibalah waktunya aku harus berpisah dengan seluruh keluargaku..terutama ibuku.Tahun 2004 aku harus meninggalkan semua kenangan manis, perjuanganku mendapatkan pekerjaan, rekan-rekan kerjaku, sahabat-sahabatku dan semua sanak saudara di kotaku tercinta Surabaya.  Semuanya itu begitu berat, dan yang paling berat adalah pekerjaanku..cita-citaku sejak dulu untuk bisa bekerja di Bank terpaksa harus aku tinggalkan.Itu artinya apa ?  Aku akan mulai dari nol di negeri yang jauh. Apa aku bisa ? Doa itu yang tidak terlepas dariku..semoga Allah SWT menggantikan semuanya lebih indah lagi.Amin.

Di Negeri Aceh semuanya kumulai dari nol.Hampir satu tahun aku menganggur di negri Aceh sejak aku tinggalkan pekerjaanku di Surabaya. Mau coba di Bank suamiku melarang. Apapun alasannya larangan itu tetap berlaku. Suamiku berharap aku mau merubah profesi, dia ingin aku menjadi pendidik alias seorang guru. Profesi yang kurang aku suka,apa aku harus mencoba ? Apakah aku harus membantah suamiku? Menurut pertimbangan suamiku, di negeri Aceh menjadi guru peluangnya sangat besar,dan akan ada penerimaan besar-besran untuk PNS guru. Suamiku seorang Dosen dan diabanyak tahu untuk informasi semacamini. Mungkin ini petunjuk lain dari Allah SWT,yang tidak aku tahu. Dan aku harus mencoba.

Aku lulusan sarjana S1 jurusan Ekonomi Akuntansi. Bukan lulusan FKIP. Saran suamiku aku harus kuliah lagi menempuh Akta IV untuk mengambil SIM menjadi guru.Negeri Aceh tepatnya Desember 2004 mengalami musibah tsunami, 6 bulan setelah aku beserta keluargaku menginjakkan kaki di negeri itu . Waktu itu buah hatiku sudah 2 orang, yang sulung 3 tahun dan adiknya 1 tahun.

Kuliah Akta IV kutempuh dalam waktu 1 tahun, dengan pre biaya kuliah. Umurnya menginjak 35 tahun ketika Akta IV selesai kutempuh, dan lagi-lagi aku lulus dengan IPK 3,89 Cum laude. Alhamdullillah. Tepatnya Oktober 2005 aku yudisium Akta IV. Dan kebetulan bulan November 2005 adalah penerimaan PNS. Masa jatah terakhir untuk umurku 35 tahun. Artinya kalau tidak lewat berarti habis sudah kesempatanku untuk menjadi PNS. 

Kesempatan itu tentu saja tidak aku lewatkan begitu saja. Aku persiapan semua kelengkapan administrasinya.Ya..Allah ,semoga ini adalah jawaban dari doa-doaku, apakah ini juga hadiah terindah buatku. Cita-citaku sudah kucapai meskipun hanya kurasakan lebih kurang 5 tahun. Sedangkan masa depanku yang lain adalah profesi yang tidak aku suka, tidak aku minati.

Apapun itu,aku yakin Allah pasti memberi yang terbaik buatku. Berat sungguh berat, 3 hari aku siap melahirkan anak yang no 3 aku harus ujian PNS.Sungguh lagi-lagi sebuah perjuangan yang luar biasa buatku sambil menahan sakit lepas melahirkan aku harus ikut ujian PNS sesuai jadwal yang sudah ditentukan secara serentak. Kala itu aku mengambil formasi untuk pilihan guru tingkat SMA. Akhirnya ujian PNS sudah aku lewati, tinggal menunggu detik-detik pengumuman yaitu bulan Februari 2006.

Alhamdullillah..Ya...Allah, akhirnya semuanya terbukti,  antara mimpi dan kenyataan...aku lolos PNS,dan satu-satunya yang lewat untuk jurusan akuntansi SMA untuk Banda Aceh.Sah..!!! aku diangkat PNS tepatnya Juli 2006.  Ibu..Ibu berkat doamu juga.!! Sebuah cita-cita yang tidak pernah terlintas dalam benakku justru Allah SWT mendekatkanku.Artinya apa..? seperti yang pernah ibuku pesan, apapun itu kalau Allah SWT sudah memberi syukuri. Amanah yang sudah diembankan padaku, harus aku laksanakan semuanya dengan penuh tanggung jawab, karena semuanya itu adalah titipan yang harus dijaga.

Sudah hampir 12 tahun profesi guru aku emban, sebuah cita-cita yang sama sekali tidak terpikir olehku dan tidak aku minati.Tapi, lagi-lagi Allah SWT begitu sayang kepadaku.Aku sekarang begitu menikmati dan bahagia bisa berbaur dengan anak-anak,siswa-siswaku. Kalau sebelumnya benda mati aku hadapi sekarang aku berhadapan dengan anak-anak bangsa mutiara-mutiara negeri,yang harus aku didik...aku ajarin dengan ilmu yang ada pada diriku.

Aku merasa bertanggung jawab untuk atas masa depannya. Berbagai polah dan tingkah laku anak-anak didikku yang harus aku hadapi. Tak kenal maka tak sayang..mungkin pepatah ini cocok ditujukan pada diriku. Begitu aku menjalni profesi ini sekarang aku merasa sayang untuk meningglkannya. Alhamdullillah atas. semua karuniaMu ..dan semoga aku selalu bisa menjaga amanahmu untuk mendidik anak-anak negeri. Doa yang tidak henti-hentinya aku panjatkan. .

                                                              selesai

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KETIKA RINDU MENYAPA ( Part 1) - by widy'ast

  Malu..aku..malu.... Pada semut merah...Yang berbaris di dinding..Menatapku curiga..Seakan penuh tanya ..Sedang apa disini.... Yaaa....it...