Aku tergolong anak yang pendiam.Tidak begitu suka konkow-konkow seperti anak remaja kebanyakan.Bagiku waktu itu sangatlah berharga. Hari-hariku isi hanya dirumah dan kampus. Saya sadar saya tidak cukup banyak uang,kalau harus makan-makan diluar maupun jalan-jalan dimall . Bagiku menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan pemborosan.
Ibuku sangatlah pandai memasak dan membuat makanan.
Sedap! itulah yang kurasakan ketika aku menikmati masakan ibu. Karena
kepiawaian ibu dalam hal memasak inilah, akhirnya ibuku memutuskan untuk menjual
makanan siap saji.Lagian beliau juga berpikir, itu semua bisa untuk menambah
biaya hidup kami. Kakakku kuliah semester 2, aku sendiri baru masuk semester 1
sedangkan si bungsu SMK. Sudah bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang harus
ditanggung ibuku. Tapi itulah ibuku, tidak pernah mengeluh selalu tersenyum disela-sela kelelahan yang
nampak diraut wajahnya.
Tanpa terasa sudah tahun ke dua kuliah . Alhamdullilah, kakak sulungku sudah wisuda karena memang hanya pendidikan D3 Teknik. Bisa kulihat wajah bahagia dan bangga ibuku karena sudah menyelesaikan tangung jawabnya sebagai orang tua atas pendidikan dan masa depan anak-anaknya. Dan tidak berapa lama berselang selepas wisuda kurang lebih 2 bulan mengganggur, kakakku sudah dapat panggilan kerja di salah satu perusahaan besar.
Tapi, lagi-lagi ibuku sedih tapi bercampur bahagia. Bersedih
karena harus berpisah , perusahaan besar di Padang sudah menunnggu tenaganya.
Bahagia, artinya kakakku sudah mendapat penghasilan sendiri, bisa mencukupi
kebutuhannya sendiri. Sebelumnya ibuku sadar, bahwa tidak banyak dan tidak
terlalu sering beliau memberi uang lebih,karena memang tidak ada uang lebih
untuk diberi.
Hari berganti hari,bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun semuanya berubah seiring dengan semakin bertambahnya umurku dan tak terasa sudah menginjak tahun terakhir pendidikan kuliahku .Ya..Allah , rasanya aku ingin aku cepat-cepat menyelesaikan kuliah.aku ingin terus bekerja dan membantu ibuku. Aku termasuk paling malas bergabung dengan teman-teman kuliah hanya sekedar berhappy-happy ria di senggang waktu kuliahku.
Hari-hariku aku isi dengan
kuliah yang full dari pagi sampai sore. Memang aku sengaja mengisi KRS ku
dengan 24 SKS dan kebetulan juga IPK ku selalu 3 keatas setiap semester.
Alhamdullilah, semua ini tidak terlepas dari doa orang tuaku khususnya
ibuku yang selalu bekerja keras hanya ingin anak-anaknya menjadi orang yang ada
masa depan.
Bulan
Oktober , tepatnya tanggal 10 tahun 1996, adalah hari yang sangat penting
buatku. Dihadapan 4 dosen pengujiku, alhamdullillah aku mampu menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Bahagia sekali rasanya saat itu, ternyata
tidak sia-sia perjuanganku selama ini. Waktu luangku yang hanya kuisi dengan
sibuk kuliah sudah nampak hasilnya sekarang,aku lulus dengan cum laude dengan
nilai IPK 3, 78 untuk jurusan akuntansi.
Ibuuu......,aku
panggil ibuku setengah berlari. Ibuku yang didapur tergopoh-gopoh
menghampiriku. Tak terasa keluar air mata ibuku. Aku bilang, ibu harus hadir
dalam acara Yudisiumku, akan ada penghargaan dari Fakultas yang akan aku terima
dan orang tua harus hadir.
Ya..Allah,
alhamdullillah. Puji syukur aku panjatkan kepadamu..lagi-lagi Engkau memberiku
Rahmad dan Berkah. Dan kali itu Engkau berikan nikmatMu kapadaku. Salah satu
Bank Swasta di kotaku telah memanggilku untuk mengikuti tes. 10 orang karyawan
dibutuhkan. Ya..Allah,cita-citaku yang kuidam-idamkan sejak duduk di bangku SMA
sudah di depan mata. Ya..Allah, permudahkan langkahku dalam mengikuti tes-tes
yang akan aku laluinanti.Amin.
Ada
sekitar 5 tahapan tes yang harus aku lalui, mulai dari tes kesehatan,
psikotest, skill/kompetensi, keahlian sesuai jurusan sampai tes wawancara. Tes
demi tes aku lalui dengan tenang. Aku memang sudah mempersiapkan semuanya
secara fisik dan mental. Alhamdulliah,aku sampai juga pada tes terakhir
wawancara. Aku sempat juga galau karena beberapa kawan-kawan sudah banyak yang
berguguran. Dan sekarang hanya tingga 15 orang lagi dari 150 pelamar.
Berdebar-debar
hatiku, menunggu giliranku dipanggil. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang
akan ditanya padaku nanti..? Dari yang aku lihat ekspresi wajah kawan-kawanku yang sudah selesai di wawancara,
rata-rata wajahnya biasa saja. Aku berharap semoga semua dilancarkan. Akhirnya
selesai juga. Alhamdullilah aku mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Kini aku tinggal menunggu waktu pengumuman tiba.
Lagi-lagi,
aku merasakan hari yang sangat istimewa bagiku. Ya Allah..segala Puji bagiMu
..Alhmadullilah, aku lolos menjadi salah satu karyawan Bank Swasta dikotaku.
Ibuku...lagi-lagi kupeluk ibuku, untuk memberi kabar yang paling membahagiakan
dalam hidupku.
Aku
di tempatkan sebagai staff accounting, sesuai jurusanku. Awal pertama, aku
langsung diberangkatkan ke Jakarta untuk magang dikantor pusatnya. Antara
bahagia dan was-was karena jujur baru kali ini aku meninggalkan kotaku
Surabaya. Artinya aku harus terpisah sementara dengan orang tuaku..terkhusus
ibuku.
Pesan
ibu, pekerjaan ini adalah amanah yang harus aku pikul dan laksanakan dengan
bertanggung jawab.Allah SWT telah memberi rejeki..telah memberi masa depan..dan
tidak semua orang bisa mendapatkannya. Kata-kata ibuku, aku selalu ingat. Aku
harus bisa membawa diri dimanapun aku berada dan tetap menjaga kesantunan baik
kata maupun tindakan, karena itu adalah modal bergaul.
Tak
terasa sudah hampir setengah tahun aku di Jakarta.Aku mearasa semakin dewasa.
Dan banyak sekali pengalaman yang bisa aku petik. Mulai dari ilmu accounting perbankan
yang notebene aplikasinya. berbeda
dengan teori yang aku dapat di bangku kuliah.Ilmu manajemen sampai pergaulan
sesama rekan kerja. Jujur semuanya itu merupakan hal baru buatku.
Genap
setengah tahun sudah aku tinggalkan Surabaya untuk meraih mimpi ke Jakarta.
Sudah waktunya aku harus balik Surabaya kembali pada instansiku untuk
mengabdikan ilmu dan tenagaku. Alhamdullilah, hampir 5 tahun lebih aku sudah
mencurahkan waktu dan tenagaku menjadi karyawati sebuah Bank swasta dikotaku.
Tak
terasa umurku mulai menginjak angka 25 tahun. Usia yang mampan untuk berumah
tangga. Sesuai planning yang aku buat sendiri, kuliah.. kerja..lalu menikah.
Jodoh, siapa jodohku..? Langkah, rejeki, jodoh, dan maut, .semua adalah
kehendak Allah SWT. Semuanya adalah janji Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya
berusaha, berdoa dan tawakal. Sisanya adalah urusan Allah SWT.
Jodohku
datang, seorang pemuda lajang dari negeri nun jauh di sana. Aceh..,ya negeri
Nanggroe Darussalam. Sebuah negeri paling ujung pulau Sumatera. Hampir tidak
pernah terbayangkan dalam hidupku kalau jodohku begitu dari negeri yang jauh.
Aku yakin, apapun itu, siapapun itu..itulah pemberian Allah SWT. Allah SWT
tidak pernah salah untuk hambanya. Itulah yang terbaik bagiku. Ya...Dialah
suamiku, seorang dosen salah satu Universitas Negeri di Aceh.
Antara
bahagia dan sedih, akhirnya tibalah waktunya aku harus berpisah dengan seluruh
keluargaku..terutama ibuku.Tahun 2004 aku harus meninggalkan semua kenangan
manis, perjuanganku mendapatkan pekerjaan, rekan-rekan kerjaku,
sahabat-sahabatku dan semua sanak saudara di kotaku tercinta Surabaya. Semuanya itu begitu berat, dan yang paling
berat adalah pekerjaanku..cita-citaku sejak dulu untuk bisa bekerja di Bank
terpaksa harus aku tinggalkan.Itu artinya apa ?
Aku akan mulai dari nol di negeri yang jauh. Apa aku bisa ? Doa itu yang
tidak terlepas dariku..semoga Allah SWT menggantikan semuanya lebih indah
lagi.Amin.
Di
Negeri Aceh semuanya kumulai dari nol.Hampir satu tahun aku menganggur di negri
Aceh sejak aku tinggalkan pekerjaanku di Surabaya. Mau coba di Bank suamiku
melarang. Apapun alasannya larangan itu tetap berlaku. Suamiku berharap aku mau
merubah profesi, dia ingin aku menjadi pendidik alias seorang guru. Profesi
yang kurang aku suka,apa aku harus mencoba ? Apakah aku harus membantah
suamiku? Menurut pertimbangan suamiku, di negeri Aceh menjadi guru peluangnya
sangat besar,dan akan ada penerimaan besar-besran untuk PNS guru. Suamiku
seorang Dosen dan diabanyak tahu untuk informasi semacamini. Mungkin ini
petunjuk lain dari Allah SWT,yang tidak aku tahu. Dan aku harus mencoba.
Aku
lulusan sarjana S1 jurusan Ekonomi Akuntansi. Bukan lulusan FKIP. Saran suamiku
aku harus kuliah lagi menempuh Akta IV untuk mengambil SIM menjadi guru.Negeri
Aceh tepatnya Desember 2004 mengalami musibah tsunami, 6 bulan setelah aku
beserta keluargaku menginjakkan kaki di negeri itu . Waktu itu buah hatiku
sudah 2 orang, yang sulung 3 tahun dan adiknya 1 tahun.
Kuliah Akta IV kutempuh dalam waktu 1 tahun, dengan pre biaya kuliah. Umurnya menginjak 35 tahun ketika Akta IV selesai kutempuh, dan lagi-lagi aku lulus dengan IPK 3,89 Cum laude. Alhamdullillah. Tepatnya Oktober 2005 aku yudisium Akta IV. Dan kebetulan bulan November 2005 adalah penerimaan PNS. Masa jatah terakhir untuk umurku 35 tahun. Artinya kalau tidak lewat berarti habis sudah kesempatanku untuk menjadi PNS.
Kesempatan itu tentu saja tidak aku lewatkan
begitu saja. Aku persiapan semua kelengkapan administrasinya.Ya..Allah ,semoga
ini adalah jawaban dari doa-doaku, apakah ini juga hadiah terindah buatku.
Cita-citaku sudah kucapai meskipun hanya kurasakan lebih kurang 5 tahun.
Sedangkan masa depanku yang lain adalah profesi yang tidak aku suka, tidak aku
minati.
Apapun
itu,aku yakin Allah pasti memberi yang terbaik buatku. Berat sungguh berat, 3
hari aku siap melahirkan anak yang no 3 aku harus ujian PNS.Sungguh lagi-lagi
sebuah perjuangan yang luar biasa buatku sambil menahan sakit lepas melahirkan
aku harus ikut ujian PNS sesuai jadwal yang sudah ditentukan secara serentak.
Kala itu aku mengambil formasi untuk pilihan guru tingkat SMA. Akhirnya ujian
PNS sudah aku lewati, tinggal menunggu detik-detik pengumuman yaitu bulan Februari
2006.
Alhamdullillah..Ya...Allah,
akhirnya semuanya terbukti, antara mimpi
dan kenyataan...aku lolos PNS,dan satu-satunya yang lewat untuk jurusan
akuntansi SMA untuk Banda Aceh.Sah..!!! aku diangkat PNS tepatnya Juli 2006. Ibu..Ibu berkat doamu juga.!! Sebuah cita-cita yang tidak pernah terlintas dalam benakku justru Allah SWT
mendekatkanku.Artinya apa..? seperti yang pernah ibuku pesan, apapun itu kalau
Allah SWT sudah memberi syukuri. Amanah yang sudah diembankan padaku, harus aku
laksanakan semuanya dengan penuh tanggung jawab, karena semuanya itu adalah
titipan yang harus dijaga.
Sudah hampir 12 tahun profesi guru aku emban, sebuah cita-cita yang sama sekali tidak terpikir olehku dan tidak aku minati.Tapi, lagi-lagi Allah SWT begitu sayang kepadaku.Aku sekarang begitu menikmati dan bahagia bisa berbaur dengan anak-anak,siswa-siswaku. Kalau sebelumnya benda mati aku hadapi sekarang aku berhadapan dengan anak-anak bangsa mutiara-mutiara negeri,yang harus aku didik...aku ajarin dengan ilmu yang ada pada diriku.
Aku merasa bertanggung jawab untuk atas masa depannya. Berbagai polah dan tingkah laku anak-anak didikku yang harus aku hadapi. Tak kenal maka tak sayang..mungkin pepatah ini cocok ditujukan pada diriku. Begitu aku menjalni profesi ini sekarang aku merasa sayang untuk meningglkannya. Alhamdullillah atas. semua karuniaMu ..dan semoga aku selalu bisa menjaga amanahmu untuk mendidik anak-anak negeri. Doa yang tidak henti-hentinya aku panjatkan. .

Tidak ada komentar:
Posting Komentar